Rabu, 20 Februari 2008

Mengenang (saat-saat paling indah)


Ada yang begitu indah saat itu....


Saat sedang mencari dokumen, tiba2 aku teringat album foto masa kecil. Masa-masa paling indah yang aku miliki. Sejenak aku tertawa memandangi wajahku dan wajah kakak dan adikku. Aaah betapa bahagianya saat itu, ketika aku bisa berkumpul dengan mereka.
Yah sejurus kemudian pandanganku jauuh melanglang, karena aku hanya bisa memandangi foto itu. Sebelah kiri itu kakakku, ditengah adikku, dan tentunya sebelah kanan adalah aku. Kakakku saat ini tinggal di jakarta, selain ikut dengan suami, dia juga bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Sedang adikku, saat ini masih tinggal denganku, menyelesaikan kuliahnya yang sebentar lagi kelar. Semakin dewasa baik dari segi umur dan perilaku, maka sepertinya jarak terasa semakin angkuh untuk kita.

Betapa aku hanya bisa merindukan saat-saat itu. Sangat sulit sekali untuk sekedar bertemu dengan kakak, selain jarak, juga kesibukan. Waktu terasa begitu mahal untuk kami. Walau memang teknologi memudahkan segalanya, namun rasanya tidaklah cukup untuk mengulang saat-saat bersamanya. Apalagi sekarang telah muncul dua lelaki lucu dalam hidupnya, he..he..he... jadi teringat yudis dan bismo. Dua orang yang kini mengisi hari-hari bahagia keluarga.

Karena kelak kita akan berpisah, bukan untuk sebuah kesedihan, namun demi kebahagiaan yang kekal.....





Minggu, 17 Februari 2008

Masih mencari

Dendang malam membuatku sulit memejamkan mataku, menerawang entah kemana dia akan singgah. Tik..tok..tik..tok.. Terus saja dari angka 12 ke 1, terus dan teruus... Dan aku semakin sulit terpejam. Hanya jangkrik dan suara2 lelapan tidur yang begitu nikmat. Aaaah apakah ini, atau hanya karena ketika kau mengucapkan bahwa aku tidak bisa mencari pekerjaan yang lebih baik, yang bisa menunjang keuangan dan masa depanku. Apalagi aku memiliki ijazah dari lulusan universitas yang mumpuni. Aku dianggapnya tidak mau usaha, hanya terlalu menggantungkan sesuatu padamu. Aku terlalu manja, tidak mandiri. Yach memang benar semua itu. Aku tidak pernah berusaha dan tekun mencari pekerjaan yang lebih baik.
Semalaman kata2 itu terus terngiang-ngiang dalam benakku. Rasa lelah yang begitu sangat tidak mampu mengalahkan kata-kata yang begitu menusuk otakku. Entah berapa kali pula kau ucapkannya, entah berapa kali pula aku sering melupakannya.
Siapa bilang aku tidak berusaha. Dengan segala kemampuanku, aku terus dan terus berusaha. Dan aku ya, aku pasti mendapatkannya. Yang benar-benar sesuai dengan naluriku, keinginanku. Aku pasti akan membuktikan itu.
Ehm.. seperti mengutip kata dari seorang penulis, ehm.. aku lupa siapa yang menuliskannya...Kalau tidak salah Chairil Anwar.
Aku memang kecil, tp kelak aku pasti bisa.. (jika tidak salah seperti itu).. Aaah ingatanku memang selalu buruk.
Tapi siapa lagi yang mau memberikan advice padaku, jika bukan kamu. Toh itu juga merupakan kritik membangun buatku. Seharusnya nyalah aku bersyukur, karena begitu besar perhatian itu.
Bagiku saat ini aku harus menghadapi realita hidup....
Jogja, dengan iringan derasnya hujan.